Majalah
Abdi Praja, adalah sebuah Unit Kegiatan Praja (UKP) yang bergerak di bidang
jurnalistik kampus. Nama ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para
praja. Bagaimana tidak, pada setiap aktivitas praja organisasi inilah yang
selalu mendokumentasikannya. Namun, masih banyak dari kalangan praja yang belum
tahu bagaimana sejarah Organisasi Jurnalistik kampus ini berdiri. Pada artikel
ini saya akan ungkap sedikit tentang sejarah berdirinya MAP dan dihubungkan
dengan MAP IPDN Kampus Sumatera Barat.
APDN
Nasional sebagai penggabungan sekolah kepamongprajaan yang berada di tiap
daerah diawali dari angkatan 01 yang masih menggunakan Program D-3. Di angkatan
pertama ini sebenarnya gagasan untuk membuat sebuah organisasi resmi jurnalistik
kampus sudah mulai ada dan berjalan, namun dikarenakan kepadatan jadwal kuliah
dan pengasuhan ditambah dengan fasilitas yang masih belum memadai menjadikan
organisasi ini belum berjalan dengan semestinya. Keadaan ini berlanjut hingga
STPDN 05.
Pada
STPDN angkatan 06, keinginan itu mulai menampakkan hasil. Di bawah naungan
Wahana Bina Praja (WBP), redaksi MAP 06 mencetuskan pembuatan ruang redaksi MAP
yang saat itu lokasinya berada di bawah MENZA. Hal itu di pandang penting
karena selama 5 angkatan ke belakang, seluruh kerja redaksi bertempat di Barak
masing – masing. Namun, dikarenakan angkatan 06 pada saat itu sudah menginjak
Wasana Praja, jadi pembangunan tersebut diteruskan oleh angkatan 07.
Pembangunan
ruang redaksi ditambah dengan beberapa fasilitas jurnalistik mulai menampakkan
hasil pada angkatan ini. Hingga tahap ini, MAP masih belum secara resmi menjadi
sebuah organisasi. Angkatan 07 sudah menjadi Wasana Praja, dilanjutkan oleh
angkatan 08 yang saat itu menjadi Nindya Praja untuk melegalkan organisasi ini.
Baru pada STPDN angkatan 09 organisasi ini akhirnya resmi menjadi Unit Kegiatan
Praja.
Pada
tanggal 8 Oktober, Drs. Marwoto Suwito, M.Si sebagai Ketua STPDN saati itu
mengesahkan MAP (Majalah Abdi Praja) dengan simbolis berupa penyematan Tanda Kecakapan
kepada MP. Yoga Pratomo asal kontingen Jawa Timur sebagai ketua MAP pertama di IPDN. MAP
pada saat itu berada di bawah WBP Dinas Pendidikan.
Pada
tahun 2003, tepatnya angkatan 14 nama MAP diganti menjadi Abdi Praja News
(APN). Penggantian ini disertai dengan perubahan struktur organisasi MAP hingga
sekarang. Tahun 2009 STPDN yang sudah berganti nama menjadi IPDN, mempunyai
kebijakan untuk menempatkan sebagian prajanya di empat kampus daerah, yaitu :
Kampus Pekanbaru (RIAU), Kampus Bukittinggi (SUMATERA BARAT), Kampus Makassar
(SULAWESI SELATAN), dan Kampus Manado (SULAWESI UTARA). Dengan adanya kebijakan
tersebut, tentu merubah lagi SOTK dari APN yang sudah ada.
Pada
Kampus Sumatera Barat, APN mulai dirintis oleh angkatan 19 sebagai “pembabat
alas” atau angkatan yang pertama menempati kampus ini. Fasilitas yang belum
memadai, tidak menghambat kinerja dari APN untuk terus berkarya dalam bidang jurnalistik.
Kesuksesan yang telah dicapai oleh angkatan 19 lalu diteruskan oleh
angkatan 20 yang baru dilantik menjadi nindya praja. Nama Abdi Praja News
diubah menjadi MAP kembali oleh kepengurusan yang baru ini. SOTK MAP KampusSumatera Barat, di koordinatori oleh NP. Bangkit Mustiko Aji membuahkan banyak
hasil, diantaranya :
1.
8 Oktober
2011 : Launching Buletin Among Praja Kampus Baso (Bakaba) yang merupakan nama
dari buletin MAP Kampus Sumatera Barat sekaligus pengesahan ID PERS Bakaba